Laporan Praktikum Energi Aktivasi Reaksi Peroksidisulfat dan Ion Iod

LAPORAN RESMI

KIMIA UNSUR

Energi Aktivasi Reaksi Peroksidisulfat dan Ion Iod

                                     Disusun oleh:

                          Nama   Bayu Setiawan
                          NIM      14670040
                          Prodi    Pendidikan Kimia



LABORATORIUM KINETIKA KIMIA 

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2015-2016



      A.    Tujuan Percobaan

      1.      Mempelajari kebergantungan laju reaksi terhadap temperatur.
     2.      Menentukan energi aktivasi (Ea) dan faktor frekuensi (A) reaksi antara peroksidisulfat dan ion iod.

B.     Dasat Teori

      1.      Laju Reaksi

Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk dalam satuan waktu. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi pereaki (reaktan) atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk (Keenan, 1990).
Konstanta laju reksi didefinisikan sebagai laju reaksi bila konsentrasi dari masing-masing jenis adalah satu. Satuan tergantung pada orde reaksi. Suatu reaksi yang merupakan proses satu tahap disebut reaksi dasar (Bird, 2003).
Hukum laju reaksi adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi (v) sebagai fungsi dari semua konsentrasi semua spesies yang ada, termasuk produknya. Huku laju mempunyai dua penerapan utama. Peerapan hukum teoritis ini adalah pemandu dua mekanisme reaksi, untuk penerapan praktisnya setelah mengetahui hukum laju reaksi  dan konstanta laju. Hukum laju reaksi, konstanta laju reaksi di rumuskan: (Atkin,1996).
       V = k [A]m x [B]n  
        k = V / ([A]m x [B]n)

       2.      Energi Aktivasi

Energi aktivasi yaitu jumlah minimal energi yang diperlukan untuk mengawali reaksi kimia. Apabila energinya lebih kecil dari pada energi aktivasi, maka molekul akan tetap utuh dan tidak ada perubahan akibat tumbukan. Spesi yang terbentuk sementara oleh molekul reaktan sebagai akibat tumbukan disebelum membentuk produk disebut kompleks keaktifan (Chang,2005).
Energi aktivasi sangat dipengaruhi oleh konstanta laju reaksi, semakin besar konstanta laju reaksi maka semakin kecil energi aktifasinya. Dengan energi aktivasi yang kecil diharapkan reaksi akan semakin cepat berlangsung. Pengaruh konstanta laju reaksi terhadap energi aktivasi dapat dilihat dari persamaan arhenius: (Desnelli, 2009).
       k = A x e-Ea/RT → Ea = -R x T ln (k/A)

       3.      Faktor Frekuensi

Faktor frekuensi merupakan banyaknya/ sedikitnya frekuensi tumbukan dari suatu laju reaksi. Faktor ini dapat dianggap konstanta untuk sistem reaksi tertentu dalam kisaran suhu yang cukup lebaar. Faktor frekuensi akan berbanding lurus dengan konstanta laju reaksi, begitu juga akan berbanding lurus dengan frekuensi tumbukan. Untuk reaksi yang sederhana dapat dirumuskan faktor frekuensi dalam persamaan arhenius dengan frekuensi tumbukan antara spesi-spesi yang bereaksi. Untuk reaksi yang lebih rumit harus dipertimbangkan juga faktor orientasinya. Faktor orientasi adalah bagaimana molekul-molekul yang bereaksi berorientasi relatif satu terhadap lainnya (Chang, 2005).

      4.      Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi

Ketika suhu pada suatu reaksi pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak. Sehingga tumbukan yang terjadi akan semakin banyak dan menyebakan laju reaksi akan semakin cepat atau besar. Dengan meninggkatnya sugu, maka jaga akan meningkatkan energi aktifasinya dan menurunkan konstanta laju reaksinya. Hubungan tersebut dapat dinyatakan: (Chang,2005).
        In k  = ln Ae-Ea/RT
                = ln A – (Ea/RT)
       Persamaan dapat diubah kebentuk linear:
        In k =  Ea x 1 + ln A
                    R     T
          ↓        ↓      ↓       ↓
           y    = m      x  +  C

       5.      Reaksi Peroksidisulfat dan Ion Iod

Aplikasi persamaan arhenius dapat di pelajri pada mekanisme reaksi ion peroksidisulfat    dengan iodida.
        Reaksinya dapat dituliskan pada persamaan:
         S2O82- + 2I- → 2SO42- + I2
Jika kontanta ion iodida konstan selama reaksi, maka reaksi yang terjadi adalah reaksi orde 1 terhadap ion peroksidisulfat dan laju pengurangannya sesuai persamaan:
-d [S2O82-] = k  [S2O82-]
              dt
Hasil integrasi persamaan diatas dari t = 0 hingga t = t adalah persamaan:
k t = ln [S2O82-]0
                   [S2O82-]t

Gabungan dari kedua persamaan diatas adalah persamaan: (Buku panduan Praktikum).
ln t = Ea  ─ ln ___________ A                
         RT            ln [S2O82-]0[S2O82-]t 

 C.    Alat dan Bahan

       1.      Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain tabung reaksi, gelas beker 500 ml, gelas beker 150 ml, gelas ukur 50 ml, termometer, stopwatch, neraca aoanlitik, pipet ukur 1 ml, pipet ukur 5 ml, bola hisap, rak, gelas arloji, pengaduk, sendok sungu, botol akiades, hot plate, label, statif + klem, dan baskom.

      2.      Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain larutan KI 0.1 M; larutan Na2S2O3 0.001 M; larutan K2S2O8 0.04 M; amilum, akuades dan es batu.

 D.     Cara kerja

       1.      Membuat Larutan Amilum

Percobaan ini dimulai dengan ditimbangnya amilum sebanyak 0.5 gram pada neraca analitik. Setelah itu amilim dimasukkan kedalam gelas beker 150 ml yang sudah disiapkan. Kemudian ditambahkan akuades sebanyak 10 ml dan diaduk sampai terbentuk pasta. Langkah selanjutnya disiapkan akuades sebayak 40 ml pada gelas beker. Kemudian gelas beker diletakan diatas hot plate dan ditutup denga gelas arloji. Akuades tersebut dipanaskan sampai mendidih. Setelah mendidih, pasta yang telah dibuat dimasukan kedalamnya dan diaduk-aduk selama 1 menit. Selanjutnya gelas beker yang berisi larutan amilum panas diangkat dari hot plate dan diinginkan.

       2.      Menghitung Waktu Raksi pada Berbagai Suhu

Tabung reaksi sebayak 2 buah disiapakan pada rak, setiap tabung dttempeli label yang bertuliskan A dan B. Tabung A diisi dengan 0.5 ml larutan Na2S2O3 0.001 M; 5 ml larutan KI 0.1 M; dan 2 ml larutan amilum yang telah dibuat terlebih dahulu. Selajnutnya pada tabung B diisi dengan 3 ml larutan K2S2O8 0.04 M; dan 3 ml akuades. Langkah selanjutnya yaitu disiapkan gelas beker 500 lm yang diisi dengan 400 ml akuades. Gelas geker lalu dimasukkan kedalam baskom. Baskom kemudian diisi dengan pecahan es batu sampai gelas beker terimbun setengah bagiannya dengan es batu. Kemudian termometer digantungkan pada statif  dan pada ujung termometer dimasukkan kedalam akuades yang berada dalam gelas beker yang didinginkan. Selanjutnya akuades ditunggu sampai suhu akuades turun menjadi 5 oC. langkah selanjutnya tabung A dan tabung B dimasukkan sampai larutan didalam tabung reaksi berada didalam akuades dingin tersebut selam 30 detik lalu diangkat dan larutan tabung B dimasukkan pada tabung A secara cepat dan larutan dari tabung A dimasukkan ke tabung B. Pada saat memasukkan larutan pada tabung B ke tabung A maka mulai di catat waktunya dengan menggunakan stopwatch. Tabung reaksi yang berisi larutan kemudian diletakkan pada rak dan dilakukan pengamatan pada perubahan warna yang terjadi pada larutan. Bila telah muncul warna biru atau ungu maka pencatatan waktu dengan stopwatch dihentikan. Waktu yang diperlukan untuk perubahan warna kemudian dicatat pada lembar data pengamatan. Selanjutnya praktikum diulang kembali dengan variasi teperatur pada air (akuades) yang berada dalam gelas beker. Variasi temperaturnya antara lain 10 oC, 15 oC, 20 oC, 25 oC dan 30 oC.

E.    Data Pengamatan

      1.      Tabel


      2.      Grafik 


F.     Pembahasan

Percobaan yang berjudul “Energi Aktivasi Reaksi Peroksidisulffat dan Ion Iod” memiliki dua tujuan percobaan, yaitu mempelajari kebergantungan laju reaksi terhadap temperatur dan menentukan energi aktivasi (Ea) dan faktor frekuensi (A) reaksi antara peroksidisulfat dan ion iod. Prinsip kerja dari percobaan ini adalah penentuan energi aktivasi dan faktor frekuensi antara larutan KI dan K2S2O8, dimana larutan Na2S2O3 digunakan untuk mengikat ion berlebih dari KI, berdasarkan variasi temperatur terhadap laju reaksi yang terjadi ditandai dengan perubahan warna indikator amilum yang berubah warna menjadi warna biru atau ungu.
Percobaan ini dilakukan pada dua tahap. Pada tahap pertama yaitu pembuatan larutan amilumamilum dibuat dengan terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui massa yang akan digunakan dalam praktikum. Amilum selanjutnya dilarutkan kedalam akuades untu dibuat pasta. Pasta amilum dilarutkan kembali dalam akuades yang mendidih. Pelarutan pasta amilum dalam akuades mendidih dimaksudkan untuk melarutkan amilum secara sempurna dalam akuades. Selain itu, juga untuk mrngaktifkan enzim beta mylase yang berada didalam amilum. Beta mylase inilah yang akan membentuk warna ungu atau biru. Apabila amilum tidak dipanaskan terlebih dahulumaka warna yang dihasilakan akan kecoklatan saat reaksi kesetimbangan tercapai, karena enzim betamylase tidak berjalan dengan maksimal. Perubahan warna juga menunjukkan bahwa amilum juga berfungsi sebagai indikator. Setelah dipanaskan maka larutan didinginkan untuk mempermudah percobaan selanjutnya.
Percabaan tahap kedua yaitu menghitung waktu reaksi pada berbagai suhu. Pertama-tama disiapaka tabung yang telah ditandai dengan huruf A dan B. pada tabung A di campurkan larutan Na2S2O3 0,001 M; larutan KI 0.1 M dan larutan amilum. Selanjutnya pada tabung B dicampurkan larutan K2S2O8 0.04 M dan akuades. Larutan KI disini berfungsi sebagai reaktan yang akan direaksikan dengan larutan K2S2O8 dan larutan Na2S2O3 serta larutan amilum. Sedangkan larutan K2S2O8 sebagai oksidator yang berfungsi untuk membentuk ion iod dari amilase, dimana ion iod yang berlebuh akan akan dilanjutkan untuk diikat oleh larutan Na2S2O3. Setelah kedua larutan dibuat maka disiapkan tempat variasi suhunya. Alat yang digunakan adalah gelas beker yang diisi dengan akuades  dan dimasukkan dalam baskom. Kemudian disela-sela antara baskom dan gelas beker diisi dengan pecahan es batu. P es batu ini berfungsi untuk mempercepat penurunkan suhu dari akuades yang berada didalam belas beker. Selanjutnya es batu diberi garam dapur untuk menjaga kondisi es batu agar tidak cepat mencair.setelai itu itu pada air didalam gelas beker dipasang termometer untuk mengetahui suhu dari akuades tersebut. setelah akuades bersuhu 5 oC maka tabung A dan tabung B dimasukkan dalam akuades dingin tersebut selama 30 detik. Perendaman ini berfungsi untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi pada kedua larutan. Selanjutnya tabung diangkat dan larutan pada tabung B dimasukkan ke dalam tabung A dan dimasukkan kembali ke dalam tabung B secara cepat. Percampuran kedua larutan ini berfungsi untuk mencampurkan kedua reaktan agar bereaksi. Waktu menghijung juga dimulai sata pencampuran larutan B ke larutan A dan diakhiri ketika larutan telah berubah warna menjadi biru atau ungu. Penghitungan waktu disini berfungsi untuk menghitung dan mengetahui waktu yang dibutuhkan larutan untuk bereaksi dan mencapai titik ekuivalaen atau kesetimbangan. Larutan yang dicampurkan akan mengalami perubahan warna yang awalnua tidak berwarna menjadi berwarna biru atau ungu. Warna biru atau ungu ini menunjukkan bahwa larutan telah mencapai titik kesetimbangannya.
       Reaksi yang terjadi pada larutan:
        S2O82- + 2I-     →   2SO42- + I2
        I2  +  2S2O32-  →   2I- + S4O62-
        Amilim + I-       → biru/ungu
Berdasarkan hasil percobaan variasi suhu didapatkn waktu untuk mencapai titik kesetimbangan dari temperatur 5 oC sampai dengan 30 oC selalu menurun. Hal ini berarti pada peningkatan temperatur membuat laju reaksinya semakin capat. Namun pada temperatur 5 oC laju reaksinya lebih cepat dari pada pada saat temperaturnya 10 oC. Hal ini dimungkinkan adanya kesalahan pada saat mereaksikan kedua larutannya. Waktu yang diprlukan antara laun pada suhu 5 oC= 35,84 detik; 10 oC = 39,07 detik; 15 oC = 38,15 detik; 20 oC = 35,03 detik; 25 oC = 30 detik; dan 30 oC = 22,97 detik. Setelah dilakukan perhitungan diperoleh faktor frekuensi sebesar 29,341. Selanjutnya diperoleh juga energi aktivasinya 12196,638 J/mol.

G.     Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
       1.      Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka akan menyebabkan partikel-partikel yang bereaksi akan semakin aktif untuk bergerak sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat.
       2.      Energi Aktivasi (Ea) = 12196,638 J/mol
             Faktor Frekuensi (A) = 29,341

H.    Daftar Pustaka

Keenan, K dan Wood. 1984. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Bird, T. 1994. Kimia Fisisk Untuk Universitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Atkins, P.W.1994. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Desnelli dan Zainal Fanani. 2009. Kinetika Reaksi Oksidasi Asam Miristat, Stereat, dan Oleat dalan Mediun Minyak Kelapa Sawit serta Tanpa Medium. Jurnal Penelitian Sains. Volume 12. No. 1 (C) 12107
Sudarlin.2016. Petunjuk Praktikum Kinetika Kimia. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga


Perhitungan

y    = mx + C
In t = Ea x 1 ─ ln _____ A______
          R     T          ln [S2O82-]0[S2O82-]t
Diperoleh:
y = 1467,5x ─ 1,1,5596

a.       Menentukan Ea

Ea = m
 R
Ea = m x R
            = 1467,5 x 8,314
            = 12.200,795 J/mol
            = 12,2 KJ/mol

b.      Menentukan Nilai Koefisisen Arhenius (A)

Reaksi      :S2O82- + 2I-     →   2SO42- + I2
I2  +  2S2O32-  →   2I- + S4O62-
Amilim + I-       → biru/ungu
[S2O82-]0 = M [S2O82-] x V [S2O82-]
                            = 0,004 M x 3 ml
                            = 0,12 mmol
                            = 1,2 x 10-4 mol
[S2O82-]t   = [S2O82-]0 – [S2O32-]
                             = [S2O82-] – ½ (M S2O32- x N S2O32-
                             = (1,2 x 10-4) – ½ (0,001 M x 3 ml)
                             = (1,2 x 10-4) – (2,5 x 10-7)
                             =  1,1975 x10-4 mol

C        = ─ ln               A                   
                        ln [S2O82-]0 ─ ln [S2O82-]t
─1,5596 = ─ ln ________ A_____________
                          ln [1,2 x 10-4] ─ ln [1,1975 x10-4]
─1,5596  = ─ ln             A                   
                              ln [-9,028] ─ ln [-9,03]
─1,5596  = ─ ln          A                       
                            2,10-3
   1,5596  =  ln             A                       
                            2,10-3
e1,5596      =  ln A        
                            2,10-3
A              = 2,10-3 x e1,5596
                  = 9,514 x 10-3
0 Komentar untuk "Laporan Praktikum Energi Aktivasi Reaksi Peroksidisulfat dan Ion Iod"
Back To Top