Sintesis Senyawa Kompleks Cis dan Trans Kalium Dioksalatodiakuo Kromat (III)

LAPORAN RESMI

KIMIA UNSUR

Sintesis Senyawa Kompleks Cid dan Trans Kalium Dioksalatodiakuo Kromat (III)

                                     Disusun oleh:

                          Nama   Bayu Setiawan
                          NIM      14670040
                          Prodi    Pendidikan Kimia



LABORATORIUM KIMIA UNSUR

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2015-2016



       A.    Tujuan Percobaan

1.      Mensintesis senyawa kompleks cis dan trans dari garam kompleks kalium dioksalatudiaquo kromat (III).
2.      Mempelajari sifat-sifat isomer cis dan trans dari  garam kompleks kalium dioksalatudiaquo kromat (III).

       B.     Dasar Teori

Suatu kompleks didefinisikan sebagai ion yang tersusun dari atom pusat yang mengikat secara koordinasi sejumlah ion atau molekul netral yang dikenal sebagai ligan. Ion kompleks terdiri dari ion logam yang dikelilingi oleh sejumlah ligan yang berupa molekul atau ion yang memiliki pasangan elektron bebas. Pada umumnya ion logam yang membentuk ion kompleks dan mempunyai orbital d kosong. Ikatan yang terjadi antara ion logam dan ligan pada senyawa kompleks adalah ikatan kovalen koordinasi. Berdasarkan ikatan valensi, ikatan pada ion kompleks terjadi karena adanya tumpang tindih orbital ligan yang berupa molekul atau ion yang memiliki pasangan elektron bebas dengan ion yang masih kosong (Syarifudin,1994).
Macam-macam ligan berdasarkan banyaknya pansangan elektron yang dimilikinya adalah sebagai berikut:
a.       Ligan monodental, menyumbangkan sepasang elektron pada sebuah atom logam. Contohnya: ion halida seperti Cl-.
b.      Ligan bidental, mengandung dua pasang elektron bebeas yang masing-masing sevara serempak membentuk dua donor elektron kepada ion logam yang sama.Contoh: diamin.
c.       Ligan Polidental, mengandung lebih dari dua pasang elektron yang membentuk ikatan karena ion logam yang sama, biiasanya ketat. Contoh: EDTA
Isomer geometri dapat diamati dalam kompleks oktahedral yang memiliki rumus umum MA4B2 dan MA3B3, dimana ligan A dan B merupakan ligan yang berbeda. Bentuk isomer geomtri dari kompleks oktahedral adalah sebagai berikut: (Reger,2010)
Kromium memiliki beberapa bentuk kompleks. Bentuk kromium amina, misalnya Cr(NH3)6Cl2 yang memiliki kompleks high spin d4. Selain itu juga ada beberapa low spin, misalnya kompleks siano seperti K4Cr(CN)6. Kompleks kromium (III) (konfigurasi d3) sangat umum, dimana ada beberapa kompleks amina berdasarkan kondisi oksidanya. Warna ungu [Cr(NH3)5Cl]Cl2 terbentuk dari gelembung udara dari larutan CrCl2.NH4Cl dan NH3 dalam air. Beberapa kompleks oksalato dari kromium (III) misalnya K3Cr(C2O4)3.3H2O dapat diperoleh dengan menambahkan kalium oksalat kedalam larutan yang diperoleh dari reduksi K2Cr2O7 oleh asam oksalat (Satake, 1994).
Kalium dioksalatodiakuo Kromat (III) memeiliki rumus molekul K[Cr(C2O4)2(H2O)2]. Dalam kompleks ion Cr(C2O4)2(H2O)2]-, Cr memiliki bilangan koordinasi 6 dan dengan demilian membentuk ion kompleks oktahedral sehingga ion kompleks tersedia dalam bentuk Cis- dan Trans- yang dikenal sebagai isomer geometri. Struktur dari iosmer adalah sebagai berikut:

       C.    Alat dan Bahan

1.      Alat

Alat yang digunakan daplam percobaan ini antara lain gelas beker 250 ml, gelas beker 100 ml, gelas beker 50 ml, gelas ukur 25 ml,gelas ukur 5 ml, gelas arloji kecil, gelas arloji besar, cawan penguapan, corong gelas, pengaduk, pinset, sendok sungu, spatula, magnetic stirer, botol akuades, kertas saring, label dan  toples.

2.      Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini atara lain larutan NH3 0.01 M; kristak K2Cr2O7; asam oksalat (H2C2O4); etanol; akuades dan es batu

      D.     Cara kerja

1.      Pembuatan isomer Trans-Kalium Dioksalato Kromat (III)

Dilarutkan 3 gram asam oksalat dilarutkan menggunakan 15 ml akuades yang berada didalama gelas beker 50 ml. larutan selanjutnya ditambahkan larutan kalium dikromat sebanyak 1 gram yang telah dilarutkan terlebih dahulu kedalam 10 ml akuades. Gelas beker yang beisi larutan tersebut lalu ditutup dengan menggunakan gelas arloji kecil sementara larutan alrutan yang didalamnya reaksi berlangsung. Larutan kemudian diuapkan pada penangas sampai volumenya tinggal setengah dari dari volume awal. dan setelah itu larutan dibiarkan mengap dengan sendirinya pada suhu kamar sampai tinggal sepertiganya. Setelah larutan berbentuk seperti pasta  yang mulai mengkristak maka dilakukan penyaringan dan pasta selanjutnya dicuci dengan menggunakan etanol. Setelah itu maka pasta dapat dikeringkan di dalam oven sampai pasta kering dan terbentuk kristal.

2.      Pembuatan isomer Cis-Kalium Dioksalato Kromat (III)

Dibuat campuran serbuk halus dari 1 gram kalium dikromat dan 3 gram asam oksalat dihidrat dalam cawan penguapan. Setelah itu serbuk dicampurkan secara merata. Berikutnya pada pampuran serbuk tersebut ditambahkan akuades sebanyak 1 tetes dan langsung dilakukan penutupan dengan menggunakan gelas arloji besar. Maka dapat terlihat reaksi setelah terjadi kontak antara campuran dengan akuades. Reaksi ini akan menghasilkan uap air dan gas karbon dioksida. Campuran sendiri akan berubah warna menjadi hitam. Setelah itu campuran harus dijaga agar tidak menjadi larutan, sehingga tidak ada kesetimbangan campuran antara isomer cis dan trans. Setelah reaksi dalam campuran selesai maka ditambahkan 5 ml etanol dan dilakukan pengadukan agar karamel yang terbentuk dapat diambil dari cawan penguawan. Karamel yang diperoleh selanjutnya disaring secara dekantir dan ditambahkan etanol baru sehingga diperoleh karamel yang baik. Kemudian karamel di dsaring kembali dengan corong buchner untuk menghilangkan etanol dari karamel. Setelah iru karamel di oven sampai kering.

3.      Uji Kemurnurian Isomer

Kristal hasil percobaan 1 dan 2 kemudian diambil sedikit dan ditaruh pada kertas saring. Keduanya kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan amonia encer. Setelah beberapa saat maka terjadi perrubahan pada kristal. Isomer cis akan ditandai dengan kristal yang yang akan membentuk larutan berwarna hijau tua secara cepat dan menyebar pada kertas saring. Sedangkan pada isomer trans kristal tatap tidak larut dan hanya berubag warna menjadi coklat muda.

       E.     Data pengamatan

1.      Pembuatan isomer Trans-Kalium Dioksalato Kromat (III)

No
Perlakuan
Pengamatan
1
Dilarutkan 3,0016 gram asam oksalat dihidrat (H2C2O4.2H2O)  dalam 15 ml akuades
Larutan berwarna orange
2
Dilarutkan 1,0026 gram kalium dikromat (K2Cr2O7) dengan 10ml akuades
Larutan berwarna bening (tidak berwarna)
3
Dicampurkan larutan asam oksalat dihidrat dengan kalium dikromat
Larutan berwarna coklat kehitaman
4
Larutan diuaplan sampai setengah volume awal dan dibiarkan menguap lagi pada suhu kamar sampai tinggal sepertiga volume awal.
Larutan membentuk karamel dan berwarna hitam
5
Karamel yang dihasilkan dicuci dengan akuades dingin dan dicuci kembali dengan atanol
Dipeoleh karamel hitam murni.
6
Karamel dioven
Diperoleh kristal kering

2.      Pembuatan isomer Cis-Kalium Dioksalato Kromat (III)

No
Perlakuan
Pengamatan
1
Dibuat campuran 1,0062 gram kalium dikromat dengan 3,0062 gram asam oksalan dihidrat secara merata
Campuran menjadi berwarna orange-putih
2
Ditambahkan 1 tetes akuades dan ditutup dengan gelas arloji
Bampuran bereaksi dan ditandai dengan perubahan warna menjadi hitam dan pada gelas arloji terdapat uap air.
3
Campuran ditambahkan 5 ml etanol
Terbentuk endapan pada campuran
4
Dikantir dan ditambah etanol baru
Larutan tambah keruh
5
Disaring dan dikeringkan pada corong buchner
Terbentuk kristal hijau-kehitaman
6
Dioven sampai kering
Diperoleh kristal bubuk kering




3.      Uji Kemurnurian Isomer

No
Perlakuan
Pengamatan
1
Sedikit kristal kompleks trans diletakkan pada kertas saring dan ditambah beberapa tetes larutan amonia cair
Kristal tidak larut, namun kurang berwarna coklat
2
Sedikit kristal kompleks cis diletakkan pada kertas saring dan ditambah beberapa tetes larutan amonia cair
Kristal larut dan membentuk warna hijau tua pada kertas saring

       F.    Pembahasan

Percobaan yang berjudul “Sintesis Senyawa Kompleks Cis dan Trans Kalium Dioksalato Kromat (III)” memiliki dua tujuan percobaan yaitu mensintesis senyawa kompleks cis dan trans dari garam kompleks kalium dioksalatodiakuo kromat (III) dan mempelajari sifat-sifat isomer senyawa kompleks cis dan trans dari garam kompleks kalium dioksalatodiakuo kromat (III). Prinsip kerja dari percobaan ini adalah mencampurkan asam oksalat dihidrat dengan kalium dikromat dengan bantuan akuades dan dilakukan pencucian dengan etanol untuk mendapatkan kristal cis dan trans senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuo kromat (III) dan dilakukan pengujian kemurnian dengan larutan amonia encer.
Percobaan ini dilakukan dalam 3 tahap , pada tahap pertama dibuat isomer trans- kalium dioksalatodiakuo kromat (III) dengan cara mereaksikan asam oksalat dengan kalium dikromat . Asam oksalat dan kalium dikromat yang akan direaksikan sebelumnya dilarutkan terlebih dahulu dengan akuades pada gelas beker yang berbeda. Hal ini dilakukan agar larutan asam oksalat dan kalium dikromat dapat larut terlebih dahulu sebelum saling bereaksi. Asam oksalat memiliki sifat yang sangat reaktif sehingga apabila lansung dicampurkan maka teaksi yang terjadi tidak akan berjalan secara sempurna. Asam oksalat dilarutkan pada akuades dengan bantuan magnetik stirrer dan  pemanasan diatas hot plate. Penggunaan magnetic stirerdan pemanasan ini berfungsi untuk mempercepat pelarutan asam oksalat dalam akuades, selain itu juga karena asam oksalat tidak mudah larut dalam air pada suhu rendah sehingga memerlukan pemanasan. Setelah larutan asam oksalat sudah larut, maka larutan kalium dikromat yang telah diencerkan dengan akuades dingin dimasukkan kedalam gelas beker yang berisi larutan asam oksalat.  Gelas beker kemudian ditutup dengan gelas arloji. Penutupan ini diperlukan karena dalam pembentukan reaksi kompleks kalium dioksalatodiakuo kromat (III) merupakan reaksi eksoterm (ditunjukkan dengan timbulnya panas pada gelas beker), sehingga untuk mencegah keluarnya kalor dari dalam sisitem. Larutan yang dilakukan pemanasan lama-kelamaan akan berubah warnanya menjadi biru kehitaman. Setelah larutan tinggal setengahnya maka larutan diuapkan kembali sampai sepertiganya pada suhu kamar. Yujuan dari penguapan ini yaitu agar air pada alrutan dapat menguap, sehingga yang tertinggal dalam larutan hanya senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuo kromat (III) dan mengandung air yang sedikit. Hal ini dikarenakan dalam pembentukan senyawa kompleks tersebut mengandung 2 molekul H2O dan 2 molekul C2O42- sehingga apabila didalam larutan tersebut masih terdapat banyak air(H2O), kemungkinan ligan H2O akan menjadi berlebiah sehingga diperlukan penguapan. Setelah larutan tinggal sepertiga dari volume awal dan telah berbentuk karamel, maka karamel tersebut disaring dengan menggunakan kertas saring yang telah ditimbang terlebih dahulu untuk memisahkan karamel antara filtrat dan residunya. Residu yang berada dikertas saring kemudian dicuci dengan akuades dan etanol yang bertujuan untuk menggumpalkan dan memadatkan seluruh endapan yang terbentuk, sehingga endapat yang terbentuk akan lebih padat. Selanjutnya endapan dikeringkan dengan menggunakan oven untuk memperoleh padatan keringnya. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh padatan senyawa kompleks yang berwarna hitam.
Percobaan tahap kedua yaitu pembuatan isomer cis kalium dioksalatodiakuo kromat (III). Pembentukan isomer cis dilakukan dengan mencampurkan serbuk asam oksalat dengan serbuk kalium dikromat secara langsung kemudian dilakukan pengadukan sampai kedua serbuk tercampur dengan merata pada cawan penguapan. Selanjutnya serbuk campuran tersebut diberi setetes akuades pada bagian tengahnya dan langsung dilakukan penutupan dengan menggunakan gelas arloji pada cawan penguapan. Serbuk campuran dibiarkan bereaksi dengan akuades, setelah beberapa saat maka akan terjadi suatu reaksi dimana serbuk campuran yang awalnya orange-putih akan berubah menjadi hitam dan akan terjadi letupan letupan pada campuran (karamel) yang berwarna hitam. Letupan yang terjadi tersebut menghasilkan uap air dan gas CO2 dengan ditandai adanya embun pada gelas arloji yang digunakan sebagai penutup. Reaksi yang terjadi ini merupakan reaksi eksotermis, dimana larutan akan mengeluarkan panas dengan ditandai adanya uap air. Asam oksalat dan kalium dikromat pada fase solid seperti cerbuk atau padatan akan bersifat higroskopis, yang saat siber setets air maka akan meleleh dan berubah warna dan bentuk menjadi pasta berwarna hitam secara perlahan. Reaksi yang dilakukan ina maka akan terbentuk senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuo kromat (III). Pasta yang terbentuk selanjutnya dilakukan pencucian dengan mengguanakan etanol. Etanol ini berfugsi untuk mengendapkan dan menggumpalkan pasta sehingga mudah untuk diambil dari cawan penguapan. Untuk mendapatkan pastanya, maka dilakukan penyaringan secara dikantir untuk mrmisahkannya dengan pengotor yang ada. Pasta selanjutnya dilakukan pengeringan dengan menggunakan oven untuk memperoleh padatan keringnya. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh padatannya berwarna hitam.
Percobaan pada tahap ketiga yaitu pengujian kemurnian isomer cis dan trans senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuo kromat (III). Pengujian ini diguanakan untuk mengetahui kemurnian isomer hasil percobaan. Pengujian ini dilakukan dengan mengambil sedikit serbuk hasil percobaan pada pembuatan isomer cis dan trans. Selanjutnya keduanya diletakkan diatas kertas saring.  Untuk mengetahui kemurniannya maka serbuk tersebut diberikan beberapa tetes larutan amonia encer . berdasarkan hasil percobaan isomer trans tang diberi beberapa beberapa tetes amonia encer ternyata tidak larut dan hanya terjadi perubahan warna dimana awalnya hitam berubah menjadi coklat.  Sedangkan pada isomer cis yang telah ditambahkan larutan amonia encer,ternyata serbuknya larut dan  berubah warna dari awalnya hitam menjadi hijau tua agak keabu-abuan. Berdasarkan hasil tersebut maka pecobaan yang dilakukan berhasil, namun untuk kemurnuiannya kurang berhasil karena tidak sesuai dengan teori yang ada.

       G.     Kesimpulan

1.      Isomer trans senyawa kompleks kalium dioksalatodoakuo kromat (III) dibuat dengan cara mereaksilan antara larutan asam oksalat dengan larutan kalium dikromat dengan bantuan pemanasan. Sedangkan pada isomer cis senyawa kompleks kalium dioksalatodoakuo kromat (III) dibuat dengan cara mereaksilan antara serbuk asam oksalat dengan serbuk kaluim dikromat.
2.      Isomer trans senyawa kompleks kalium dioksalatodoakuo kromat (III) yang ditambahkan amonia encer tidak akan bisa larut dan hanya berubah warna menjadi coklat. Sedangkan isomer cis senyawa kompleks kalium dioksalatodoakuo kromat (III) yang ditambahkan amonia encer maka akan larut dan akan berubah warna menjadi hijau tua.

        H.      Daftar Pustaka

Chetwal, M. 2009. Advances Practical Inorganic Chemistry Twenty First Edition. Meerut: Krisna Prakashan Media Ltd
Cotton. 1989. Dasar Kimia Anorganik. Jakarta: UI Press
Reger, D. 2010. Chemistry: Principles and Practice third Edition. Chengage Learning belmont
Satake, M. 1994. Chemistry Od Transition Elements. New Delhi: Discovery Publishing House
Syarifudin. 1994. Kimia Anorganik. Jakarta: Erlangga 

0 Komentar untuk "Sintesis Senyawa Kompleks Cis dan Trans Kalium Dioksalatodiakuo Kromat (III)"
Back To Top